Senin, 08 Oktober 2012
laporan Daslintan NON Atrophoda 2012
- PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah erupakan bagian yang penting dalam kehidupan tumbuhan,banyak sekali unsur hara dan mikro organisme yang terkandung didalamnya. Tanah dapat dianggap sebagai bahan lapisan permukaan kerak bumi yang tak terkonsolidasi, yang terdapat di bawah setiap vegetasi di dalam udara dan serasah yang yang belum membusuk, dan meluas ke bawah sampai sampai batas yang yang masih berpengaruh terhadap tumbuhan yang hidup di atas permukaannya.Untuk melihat tanah itu sehat atau tidak dapat dilihat dar ciri indikatornya yang meliputi faktor fisika,kimia,dan biologi.Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan yang ada di dalamnya dan juga pertumbuhan tanaman.
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui ciri indikator tanah yang sehat meliputi faktor fisika, kimia dan biologi
- Untuk mengetahui bagaimana pengendalian OPT melalui faktor edafik
- Mengetahui keragaman serangga tanah pada tanah yang kita amati
- TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ciri Indikator Tanah yang Sehat meliputi Fisik, Biologi dan Kimia
- Berdasarkan Sifat Fisika Tanah
( Sarief, 1979 )
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama
lain. Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila
syarat agregat tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari
luar disebut ped, sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan
tanah yang sudah terbentuk akibat penggarapan tanah disebut
clod.Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tekstur tanah, tanah pasir biasanya tak lekat, tak liat serta tak lepas. Akan tetapi tanah lempung berat berkonsistensi sangat lekat, sangat liat, sangat teguh dan keras. Analisis konsistensi dapat dilakukan dengan meletakkan tanah diatas ibu jari dan telunjuk dalam genggaman tangan tergantung dari kelengasan tanah. Khusus tanah yang dalam keadaan basah ini dapat diamati dengan kelekatan dan kekenyalan berbeda dengan tanah kering
( Darmawijaya, 1990 )
- Berdasarkan sifat Biologi
Jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.
Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah .
(Anas, 1989)
Jumlah Fungi Tanah. Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah.
Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan
energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga
golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti
penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi
bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadiJumlah Pelarut Pospat, Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103 – 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 – 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim
(Soepardi, 1983)
Total Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan
tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi
(mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk
menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi
telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan
dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah,
transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne
(Anas 1989)
- Berdasarkan sifat Kimia
( Kuswandi, 1993 ).
Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H+
yang terjerap menentukan kemasaman aktif atau aktual kemasaman
potensial dan aktual secara bersama menentukan kemasaman total. pH yang
diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral (misal KCl)
menunjukan kemasaman total oleh karena K+ dapat melepaskan H+
yang terjerap dengan mekanisme pertukaran . Binatang biasanya dianggap
sebagai penyumbang sekunder setelah tumbuhan. Mereka akan menggunakan
bahan ini atau bahan organik sebagai sumber energi. Bentuk kehidupan
tertentu terutama cacing tanah, sentripoda atau semut memainkan peranan
penting dalam pemindahan sisa tanaman dari permukaan ke dalam tanah
( Soepardi, 1983 ).
Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2, CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg(CO3)2
yang digiling dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh dan 50 %
melewati saringan80 – 100 mesh. Pemberian kapur dapat menaikkan kadar
Ca dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur yang
menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman (
padi, jagung, kedelai )
( Bailey, 1986 )
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan
elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi
tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan
kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas
PH, pasta PH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih
murah tetapi peka terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya
dikerjakan dengan membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan
standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal
( Darmawijaya, 1990 )
Perilaku kimia tanah dapat ditafsirkan sebagai keseluruhan reaksi
fotokimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan bahan
yang ditambahkan kepada tanah insitu. Faktor kelajuan semua reaksi
kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara
yang sangat singkat berhitungan menit ( reaksi serapan tertentu ) dan
yang luar biasa berhitung abad ( reaksi yang berkaitan dengan
pembentukan tanah ). Reaksi-reaksi tanah diimbas oleh tindakan faktor
lingkungan tertentu
( Notohadiprawiro,1998 )
2.2 Pengendalian OPT melalui Faktor EdafikPengendalian OPT melalui faktor edafik contonya adalah pengolahan tanah dengan bahan organik. Pengolahan tanah ini ditujukan pada OPT atau hama yang dalam siklus hidup mempunyai fase di dalam tanah. Dengan pengolahan tanah sangat mempengaruhi populasi organisme yang ada di dalam tanah, dan juga dengan pengolahan tanah yang baik akan juga dapat mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman yang ada di dalam tanah, karena pengolahan tanah yang baik akan menimbulkan keseimbangan lingkungan. Selain itu tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan membentuk struktur komunitas yang sangat komplek sehingga keragaman biota tanah akan sangat tinggi. Maka dari itu semakin tinggi keragaman biota dalam tanah akan menyebabkan keseimbangan ekosistem baik diatas tanah maupun di dalam tanah itu sendiri. Dan keseimbangan inilah yang akan menyebabkan atau memungkinkan untuk menghindari berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman.
(Anonymous a, 2011)
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan ( Dari Pengambilan Sampel Tanah hingga Identifikasi Spesimen)
Alat:
- Corong Berlese : sebagai tempat untuk meletakkan tanah dan menaring organisme agar jatuh ke bawah
- Mikroskop binokuler : untuk mengamati serangga yang kecil yang tidak kasat mata
- Buku Identifikasi : untuk mengidentifikasi spesimen yang ditemukan
- Cetok : untuk mengambil sampel tanah
- Kantung Plastik Hitam: sebagai wadah sampel tanah
- Lampu : untuk memberi kondisi yang panas agar mikrooganisme yang terkandung di tanah jatuh ke bawah
- Sampel Tanah : yang diperlakukan secara organik dan konvensional
- Detergen : untuk menjebak serangga
- Air : untuk melarutkan detergen
Cara kerja pengambilan sampel tanah
Siapkan alat dan bahan
Ambil sejumlah material tanah( kedalaman 10 cm dari
permukaan tanah dengan mengambil juga seresah yang ada di atas permukaan
tanah)
Gunakan cetok untuk mengambil material tanah
Masukkan ke dalam kantong plastik hitam
Cara kerja di laboratorium
Siapkan alat dan bahan
Buang tanah pada saringan ( bila ada)
Buat larutan sabun ( seperti pitfall, jangan sampai terlalu berbusa)
Taruh pitfall di bawah corong berlese
Taruh sampel tanah pada saringan
Nyalakan lampu
Biarkan 24 jam
Amati
Cara Kerja Identifikasi SpesimenAmati
Ambil dan tiriskan Ambil larutan dan letakkan pada cawan petri
Letakkan pada cawan petri Amati dengan mikroskop binokuler
Dokumentasi Dokumentasi
Identifikasi ( KDS/ internet ) Identifikasi
3.3 Analisa Perlakuan
Analisa Perlakuan Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan sampel tanah yaitu dengan cara,tanah digali dengan cetok dengan kedalam 10 cm,setelah itu ambil sampel tanahnya dan diletakkan ke dalam kantung kresek warna hitam
Analisa Perlakuan Laboratorium
Untuk perlakuan di laboratorium,pertama tanah diletakkan di dalam corong berlese yang didalamya sdah terdapat lampu yang bertujuan untuk membuat mikroorganisme yang ada didalam tanah tidak betah,kemudia buat laruta sabun pada wadah dan diletakkan dibawah corong yang bertujuan untuk tempat jatuh mikroorganisme,tinggalkan selama 24 jam kemudian amati
Analisa Perlakuan Spesimen
Untuk Spesimen yang kasat mata,pertama kita ambil dari larutan detergen dan letakkan di cawan petri yang kemudian diamati dengan buku Kunci Determinasi Serangga.Untuk Yang tidak kasat mata,langkah sama tapi diidentifikasi dan diamati menggunakan mikroskop binokuler.
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Dokumentasi4.2 Hasil Identifikasi Spesimen yang Ditemukan (Klasifikasi : Kingdom sampai spesies)
Tanah sistem pertanian organik pada tanah makro
- Cacing Tanah ada 1
Kerajaan: Animalia
Filum: Annelida
Kelas:Clitellata
Ordo: Haplotaxida
Famili: Acanthodrilidae
(Anonymous b, 2011)
- Semut ada 9 yang nampak
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Pillum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Subordo : Apokrita
Superfamil : Vespoidea
Familia : Formicidae
Genus : Formica
Spesies : Formica yessensis
(Anonymous b, 2011)
Tanah sistem pertanian organik pada tanah mikro tidak ada spesimennya4.3 Peranan Spesimen yang ditemukan dalam ekosistem
- Cacing Tanah
- Semut
4.4 Pembahasan ( Kaitkan spesimen yang ditemukan dengan kondisi tanah yang di bawah)
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu pengamatan terhadap larutan detergen yang telah ditinggal selama 24 jam dibawah corong berlese ditiemukan 1 ekor cacing,berarti menunjukkan bahwa spesimen tanah kurang subur dan sebaliknya banyak ditemukan semut yaitu berjumlah 9 ekor,brarti dapat dsimpulkan bahwa tanh spesimen berjenis liat berpasir karena semut ditemukan paling banyak,
Tanah liat berpasir memiliki struktur tanah yang berongga yang sangat disukai oleh semut dan krang disukai oleh cacing,dikarenakan cacing lebih suka tipe tanah yang bertekstur liat yang memiliki pH yang sesuai dengan cacing
V. PENUTUP
5.1 KesimpulanDapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan,tanah memiliki tekstur liat berpasir dikarenakan hanya ditemukan 1 ekor cacing dan ditemukan 9 ekor semut.Tanah sendiri memiliki ciri indikator yang sehat yaitu yang meliputi fisika,kimia,dan biologi.Dari sifat fisika itu sendiri tanah dilihat dari struktur, tekstur tanah, dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi, dapat dilihat dari mikroorganisme yang terkandung dalam tanah tersebut, kemudian apabila dilihat dari sifat kimia, yaitu kandungan dari bahan organik tanah yaitu Ca,N,P dan K, dan masih banyak lagi.Ciri-ciri tersebut sangat berpengaruh untuk menunujkan mana tanah yang sehat dan mana yang tidak
5.2 Saran
GOOD JOB untuk asistennya…..
Daftar Pustaka
Anas. 1989. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.Anonymous a, 2011. http://daslintan.wordpress.com/pengendalian-organisme-pengganggu-tanaman.html. diakses pada tanggal 11 Desember 2011
Anonymous b, 2011. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2011
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Sarief. 1979. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran. Bandung.
Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
0 komentar:
Posting Komentar