Rabu, 17 April 2013
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN UKURAN TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU
TANAH
DISTRIBUSI
UKURAN PARTIKEL
DAN UKURAN TANAH
NAMA : TRIA ARDI PUSPA LAGA
NPM
: E1J011035
KELOMPOK : SATU
SHIFT : 14.00 -15.40
LABORATORIUM
ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
Ingin lebih banyak laporan silahkan klik disini
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik
yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang salah satunya adalah fase padat yang
hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian
lainnya bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar
pada tanah organik (organisol).
Sisa volume selebihnya
merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang
dibandingkan selalu bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah.
Dengan demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik
bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan
kedalaman.
Sifa-sifat fisik tanah
diketahui, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi
fisik tanah sangat menentukan penetralisasian akar di dalam tanah,
resensi air, drainase,
aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifa-sifat kimia dan biologi
tanah.Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa
jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh dan
dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah.
Hal ini berlaku apakah tanah itu
akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau bahan
struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan
fondasi untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk
sistem pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan
paling penting untuk diketahui.
Tekstur tanah penting untuk
kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi
pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat
dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas,
kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan
untuk evaluasi tata air retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
2.
Tujuan Praktikum
1. Menetapkan distribusi ukuran
partikel tanah
2. Menetapkan kelas tekstur tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan
liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nsasional). Dari ketiga jenis fraksi
tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05
mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm
(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas
tanah, porositsas
dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak
kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan
kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas
drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan
kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman.Semuanya erat hubungannya
dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah
tekstur tanah.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi
tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar
butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar
dari pasar.
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir,
debu dan liat. Tekstur erat hubungannya
dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan
produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986). Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam
suatumassatanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan
pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm
infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika
beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya
selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar
dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau
kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi
kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan
“separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah
itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi
menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di
dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi).
Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat
mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam
pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet
dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan
kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986). Tanah disusun dari butir-butir
tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm
disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir
tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus
tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut
Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur
tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur
tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA
III. METODELOGI
Ø Cara Kerja Metode
Hydrometer Hari 1
1. Timabang tanah dengan
ukuran 2 mm seberat 150 gram dimasukan kedalam gelas beker
2. Tambahkan aquades + 250 ml + 100 ml larutan calgon
dengan kosentrasi 100%
3. Diaduk secara merata,
ditutup dengan plastik dan diikat karet kemudian diamkan selama 24 jam
Ø Cara Kerja Metode Hydrometer Hari 2
1. Keesokan harinya tanah
didalam beker dipindahkan kedalam gelas ukur dengan ukuran 1 liter, lalu ukur
suhunya.
2. Kenudian ditutup dengan
plastik diikat rapat lalu kocok sebanyak 15 kali, lalu diamkan. Jika berbuih
campurkan dengan etanol setelah keadaan konstan. Ukur dengan mengunakan
hydrometer, dan ditutup dikat kembali lalu didiamkan selama 24 jam.
3. Kesokan harinya dibuka
kembali dan lakukan seperti no 1 dan 2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tanah
|
R1
|
R2
|
T1
|
T2
|
RL1
|
RL2
|
Kla
|
B.
Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada
tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat
87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5
%
Hasil tersebut
pada lapisan I termasuk kelas tekstur liat,
hal ini disebabkan Karen kandungan fraksi
liat lebih besar dari pada fraksi
pasir dan debu, hal ini sesuai
dengan pendapat Sarwono (2003), yang menyatakan
bahwa, apabila terasa berat dan halus serta sangat
lekat, dapat dibentuk bola dengan
baik dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Liat.
Tanah bertekstur halus
(dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding
dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga
tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas
adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar.
Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan
tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung
unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Pada lapisan II
tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak.
Tanah organik cenderung memiliki keasaman
tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi
humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Hal ini sesui dengan
pendapat Foth, D (1998), bahwa tanah dengan
drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan
atas (top soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah memiliki
sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok tanah
ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral
berasal dari aliran air atau hasil
dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
(sarang), sehingga mampu menyimpan cukup
air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan
hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral.
Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang saya
lakukan dapat diambil kesimpulan diantaranya :
1. Lapisan I termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi,
permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
Daftar Pustaka
Ali Kemas, 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi
Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar Dasar
Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi
Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan, dkk,
1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.
Ingin lebih banyak laporan silahkan klik disini
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN UKURAN TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU
TANAH
DISTRIBUSI
UKURAN PARTIKEL
DAN UKURAN TANAH
NAMA : TRIA ARDI PUSPA LAGA
NPM
: E1J011035
KELOMPOK : SATU
SHIFT : 14.00 -15.40
LABORATORIUM
ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
Ingin lebih banyak laporan silahkan klik disini
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik
yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang salah satunya adalah fase padat yang
hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian
lainnya bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar
pada tanah organik (organisol).
Sisa volume selebihnya
merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang
dibandingkan selalu bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah.
Dengan demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik
bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan
kedalaman.
Sifa-sifat fisik tanah
diketahui, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi
fisik tanah sangat menentukan penetralisasian akar di dalam tanah,
resensi air, drainase,
aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifa-sifat kimia dan biologi
tanah.Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa
jika seseorang berhadapan dengan tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh dan
dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah.
Hal ini berlaku apakah tanah itu
akan digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau bahan
struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan
fondasi untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk
sistem pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan
paling penting untuk diketahui.
Tekstur tanah penting untuk
kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi
pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat
dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas,
kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan
untuk evaluasi tata air retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.
2.
Tujuan Praktikum
1. Menetapkan distribusi ukuran
partikel tanah
2. Menetapkan kelas tekstur tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan
liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nsasional). Dari ketiga jenis fraksi
tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05
mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm
(penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas
tanah, porositsas
dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak
kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan
kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas
drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan
kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman.Semuanya erat hubungannya
dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah
tekstur tanah.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi
tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar
butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas
tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar
dari pasar.
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir,
debu dan liat. Tekstur erat hubungannya
dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan
produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986). Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam
suatumassatanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan
pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm
infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika
beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya
selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar
dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau
kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi
kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan
“separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah
itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi
menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di
dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi).
Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat
mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam
pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet
dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan
kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986). Tanah disusun dari butir-butir
tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm
disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir
tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus
tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut
Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur
tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur
tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan
berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA
III. METODELOGI
Ø Cara Kerja Metode
Hydrometer Hari 1
1. Timabang tanah dengan
ukuran 2 mm seberat 150 gram dimasukan kedalam gelas beker
2. Tambahkan aquades + 250 ml + 100 ml larutan calgon
dengan kosentrasi 100%
3. Diaduk secara merata,
ditutup dengan plastik dan diikat karet kemudian diamkan selama 24 jam
Ø Cara Kerja Metode Hydrometer Hari 2
1. Keesokan harinya tanah
didalam beker dipindahkan kedalam gelas ukur dengan ukuran 1 liter, lalu ukur
suhunya.
2. Kenudian ditutup dengan
plastik diikat rapat lalu kocok sebanyak 15 kali, lalu diamkan. Jika berbuih
campurkan dengan etanol setelah keadaan konstan. Ukur dengan mengunakan
hydrometer, dan ditutup dikat kembali lalu didiamkan selama 24 jam.
3. Kesokan harinya dibuka
kembali dan lakukan seperti no 1 dan 2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Tanah
|
R1
|
R2
|
T1
|
T2
|
RL1
|
RL2
|
Kla
|
B.
Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada
tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat
87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5
%
Hasil tersebut
pada lapisan I termasuk kelas tekstur liat,
hal ini disebabkan Karen kandungan fraksi
liat lebih besar dari pada fraksi
pasir dan debu, hal ini sesuai
dengan pendapat Sarwono (2003), yang menyatakan
bahwa, apabila terasa berat dan halus serta sangat
lekat, dapat dibentuk bola dengan
baik dan mudah
dibuat gulungan, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Liat.
Tanah bertekstur halus
(dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding
dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga
tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas
adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar.
Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan
tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung
unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Pada lapisan II
tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak.
Tanah organik cenderung memiliki keasaman
tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi
humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Hal ini sesui dengan
pendapat Foth, D (1998), bahwa tanah dengan
drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan
atas (top soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian bawah memiliki
sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok tanah
ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral
berasal dari aliran air atau hasil
dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
(sarang), sehingga mampu menyimpan cukup
air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan
hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral.
Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang saya
lakukan dapat diambil kesimpulan diantaranya :
1. Lapisan I termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan
persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi,
permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.
Daftar Pustaka
Ali Kemas, 2005. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi
Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar Dasar
Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah.
Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi
Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.
Munir, M. 1996. Tanah-Tanah
Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.
Pairunan, dkk,
1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.
Langganan:
Postingan
(Atom)